BERPIKIR DAN BERJIWA BESAR
“Aku
Berdiri Di Tengah Lautan Dan Memandang Sekelilingku, Tak Kudapati Sebuah
Daratan, Kuberdiri Di Padang Pasir Dan Memandang Disekelilingku, Tak Kudapati
Sebuah Sungai, Danau Apalagi Lautan. Namun Pikiran Dan Hati Ini Bisa
Menghadirkan Lautan Dan Daratan Bahkan Dunia Dan Seisinya Walaupun Mataku
Terpejam” (Keripik Buah Alami Khatulistiwa)
Tidaklah diciptakan jin dan Manusia kecuali untuk
“BERIBADAH” kepada Allah, makna “BERIBADAH” menurut (QS: 51: 56) disini tidak
diartikan laksana mata lahiriah kita melihat, namun harus diartikan laksana
pikiran dan hati kita melihat memandang.
Janganlah berkecil hati menghadapi “Masa Depan” khususnya dalam hal
usaha mencari “sandang, papan dan pangan” atau “ nafkah hidup” terutama nafkah
yang mampu mengantarkan kita menuju muara akhirat. Sumber rizqi masih teramat banyak untuk ditelusuri di muka bumi ini, karena Allah
ciptakan dunia dan seisinya ini untuk manusia. Kita harus meyakini rizqi yang teramat banyak itu mungkin selama ini ada yang sudah kita ketahui dan ada yang tidak kita ketahui, walau pun terkadang kurang /
tidak kita perhatikan, tetapi rizqi
yang belum kita ketahui itu jauh lebih banyak jumlahnya dari pada yang kita
ketahui dan perhatikan. Bukankah kemampuan kita sangat terbatas...? bukankah ilmu kita sangat sedikit...? Bukankah
Allah sudah sebutkan “ Dan Jika Kamu Menghitung-hitung Nikmat Allah Niscaya
kamu tidak akan dapat menghitungnya” (QS: 16:18).
Fenomena pelaku kejahatan di tanah air akhir-akhir
ini menunjukkan bahwa, adanya kekwatiran dan ketakutan tidak kebagian /
mendapat rizqi yang sangat tidak terbatas itu. Di era 80-an pelaku kejahatan
itu (sering terekspos) lebih didominasi oleh pelaku dari orang-orang yang keterbelakangan
pendidikan dan perekonomian, namun sekarang sangat mengusik keadilan dan
kebenaran yang kita yakini selama ini, kejahatan merajalela dan didominasi oleh
orang-orang yang berpendidikan dan kaya raya, bahkan oleh orang-orang yang
berpangkat dan jabatan yang tinggi. Fenomena pelaku kejahatan yang terjadi di
tengah masyarakat kita saat ini sangat memperihatinkan, salah satu penyebabnya
dikarenakan adanya pemikiran mengkultus media ladang amalnya (pekerjaan) yang
dia tekuni, yang seharusnya cukup diprioritaskan saja. Pekerjaan itu hanya
media bukan objek yang harus dikultus, yang akhirnya menurunkan derajat
kemanusiaan kita, cukuplah fokus bekerja dengan baik insya Allah hasil akan
datang. Prinsipnya, hasil pekerjaan kita itu lebih rendah dari kita, jadi jika
kita sibuk dengan hasil pekerjaan kita, maka akan dapat melupakan kinerja yang baik
dari pekerjaan kita. Bukankah Manusia (kita) itu lebih mulia dan tinggi
derajatnya dari harta...? maka jika kita sibuk mengejarnya, secara tidak
langsung kita telah menurunkan derajat dan martabat kita sebagai manusia.
Mengkultus kepada sesuatu itu sering menutup
mata kita,
sehingga kita tidak mau memperhatikan kepada yang lain, padahal bisa jadi selain yang dikultus itu masih amat banyak
bahkan lebih baik untuk kita. Jadi andaikata menemui rintangan atau
menemui jalan buntu sama sekali pada
sesuatu hal, jangan bingung, dan jangan buta. Bukalah
mata kita dan
pandanglah...! Dunia ini masih sangat luas.... Jangan berkecil hati menghadapi
masa depan, mari
kita hadapi kehidupan ini dengan segala kesadaran dan keberanian dengan niat untuk beribadah, dengan kata lain
berani hidup. Keberanian ini bukan berarti keberanian
yang ngawur (nekat), akan tetapi dengan keberanian yang sudah diperhitungkan, bukankah sumber - sumber rizqi dan kunci - kunci usaha itu masih teramat banyak...? Mari kita berusaha memiliki kunci dari rumah
rizqi itu, Berpikir cerdas dengan analisa yang dalam, bekerja keras dengan niat
ketekunan dan ketaatan beribadah, serta meyakini pemilik kunci rizqi itu
(Allah) akan meredhoinya.Aamiin.
Pengertian sukses dan kebahagiaan dalam kehidupan
ini memang sangat luas, bahkan tergantung setiap orang yang mengartikannya,
namun yang perlu kita ingat adalah pada prinsipnya kebahagian itu hanya ada 2
(dua) yakni kebahagiaan lahir dan kebahagiaan bathin dalam hidup. Kehidupan pun hanya ada 2
(dua) kehidupan dunia waktu kita hidup dan kehidupan akhirat setelah kehidupan
di dunia. Berpikir dan berjiwa besarlah dalam kehidupan di dunia yang hanya
sesaat untuk menuju kehidupan akhirat yang kekal.
Semoga bermanfaat, Salam hangat dan sukses slalu
dari keripik Buah Alami Khatulistiwa Yogyakarta. Allahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar