Berpacu Dengan Waktu

Jumat, 11 Oktober 2013

Berpikir Dan berjiwa Besar Dalam Menyiasati Hidup

BERPIKIR DAN BERJIWA BESAR

“Aku Berdiri Di Tengah Lautan Dan Memandang Sekelilingku, Tak Kudapati Sebuah Daratan, Kuberdiri Di Padang Pasir Dan Memandang Disekelilingku, Tak Kudapati Sebuah Sungai, Danau Apalagi Lautan. Namun Pikiran Dan Hati Ini Bisa Menghadirkan Lautan Dan Daratan Bahkan Dunia Dan Seisinya Walaupun Mataku Terpejam”               (Keripik Buah Alami Khatulistiwa)



Tidaklah diciptakan jin dan Manusia kecuali untuk “BERIBADAH” kepada Allah, makna “BERIBADAH” menurut (QS: 51: 56) disini tidak diartikan laksana mata lahiriah kita melihat, namun harus diartikan laksana pikiran dan hati kita melihat memandang.
Janganlah berkecil hati menghadapi “Masa Depan” khususnya dalam hal usaha mencari “sandang, papan dan pangan” atau “ nafkah hidup” terutama nafkah yang mampu mengantarkan kita menuju muara akhirat. Sumber rizqi masih teramat banyak untuk ditelusuri di muka bumi ini, karena Allah ciptakan dunia dan seisinya ini untuk manusia. Kita harus meyakini rizqi yang teramat banyak itu mungkin selama ini ada yang sudah kita ketahui dan ada yang tidak kita ketahui, walau pun terkadang kurang / tidak kita perhatikan, tetapi rizqi yang belum kita ketahui itu jauh lebih banyak jumlahnya dari pada yang kita ketahui dan perhatikan. Bukankah kemampuan kita sangat terbatas...?  bukankah ilmu kita sangat sedikit...? Bukankah Allah sudah sebutkan “ Dan Jika Kamu Menghitung-hitung Nikmat Allah Niscaya kamu tidak akan dapat menghitungnya” (QS: 16:18).
Fenomena pelaku kejahatan di tanah air akhir-akhir ini menunjukkan bahwa, adanya kekwatiran dan ketakutan tidak kebagian / mendapat rizqi yang sangat tidak terbatas itu. Di era 80-an pelaku kejahatan itu (sering terekspos) lebih didominasi oleh pelaku dari orang-orang yang keterbelakangan pendidikan dan perekonomian, namun sekarang sangat mengusik keadilan dan kebenaran yang kita yakini selama ini, kejahatan merajalela dan didominasi oleh orang-orang yang berpendidikan dan kaya raya, bahkan oleh orang-orang yang berpangkat dan jabatan yang tinggi. Fenomena pelaku kejahatan yang terjadi di tengah masyarakat kita saat ini sangat memperihatinkan, salah satu penyebabnya dikarenakan adanya pemikiran mengkultus media ladang amalnya (pekerjaan) yang dia tekuni, yang seharusnya cukup diprioritaskan saja. Pekerjaan itu hanya media bukan objek yang harus dikultus, yang akhirnya menurunkan derajat kemanusiaan kita, cukuplah fokus bekerja dengan baik insya Allah hasil akan datang. Prinsipnya, hasil pekerjaan kita itu lebih rendah dari kita, jadi jika kita sibuk dengan hasil pekerjaan kita, maka akan dapat melupakan kinerja yang baik dari pekerjaan kita. Bukankah Manusia (kita) itu lebih mulia dan tinggi derajatnya dari harta...? maka jika kita sibuk mengejarnya, secara tidak langsung kita telah menurunkan derajat dan martabat kita sebagai manusia.   
Mengkultus kepada sesuatu itu sering menutup mata kita, sehingga kita tidak mau memperhatikan kepada yang lain, padahal bisa jadi selain yang dikultus itu masih amat banyak bahkan lebih baik untuk kita. Jadi andaikata menemui rintangan atau menemui jalan buntu sama sekali pada sesuatu hal, jangan bingung, dan jangan buta. Bukalah mata kita dan pandanglah...! Dunia ini masih sangat luas.... Jangan berkecil hati menghadapi masa depan, mari kita hadapi kehidupan ini dengan segala kesadaran dan keberanian dengan niat untuk beribadah, dengan kata lain berani hidup. Keberanian ini bukan berarti keberanian yang ngawur (nekat), akan tetapi dengan keberanian yang sudah diperhitungkan, bukankah sumber - sumber rizqi dan kunci - kunci usaha itu masih teramat banyak...? Mari kita berusaha memiliki kunci dari rumah rizqi itu, Berpikir cerdas dengan analisa yang dalam, bekerja keras dengan niat ketekunan dan ketaatan beribadah, serta meyakini pemilik kunci rizqi itu (Allah) akan meredhoinya.Aamiin.
Pengertian sukses dan kebahagiaan dalam kehidupan ini memang sangat luas, bahkan tergantung setiap orang yang mengartikannya, namun yang perlu kita ingat adalah pada prinsipnya kebahagian itu hanya ada 2 (dua) yakni kebahagiaan lahir dan kebahagiaan bathin dalam hidup. Kehidupan pun hanya ada 2 (dua) kehidupan dunia waktu kita hidup dan kehidupan akhirat setelah kehidupan di dunia. Berpikir dan berjiwa besarlah dalam kehidupan di dunia yang hanya sesaat untuk menuju kehidupan akhirat yang kekal.
Semoga bermanfaat, Salam hangat dan sukses slalu dari keripik Buah Alami Khatulistiwa Yogyakarta. Allahua’lam.   


Tidak ada komentar: